yllix publiser

Monetize your website traffic with yX Media

Tugas Kuliah Antropologi

TUGAS
PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI
RIVIEW BAB 1 & BAB 2
BARU
NAMA    : MARTHON RINGGI
NIM        : 1703030124
KELAS   : C REGULER
PRODI    : SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
ASAS-ASAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI
BAB I
A. Fase-Fase Dan Perkembangan
     Ilmu Antropologi
1. Fase Pertama (Sebelum 1800, Abad XV sd. XVI)
Kedatangan bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika selama 4 abad memulai terkumpulnya tulisan–tulisan para musafir, pelaut, pendeta, pengawai pemerintah jajahan dalam bentuk kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya yang berisi berbagai pengetahuan berupa deskripsi (etnografi) tentang adat-istiadat, susunan Asia, Oseania maupun suku bangsa Indian yang berbeda bagi bangsa Eropa Barat saat itu. Sehingga menimbulkan tiga macam sikap dan pandangan dari kalangan terpelajar di Eropa Barat.
2. Fase Kedua (Kira-kira Abad XIX)
Dengan timbulnya beberapa karangan sekitar tahun 1860, yang mengklasifikasikan bahan tentang beragam kebudayaan tertentu, maka timbullah ilmu antropologi yang saat itu menjadi ilmu akademikal dengan tujuan: mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3. Fase Ketiga (Permulaan Abad XX)
Ilmu antropologi menjadi sangat penting untuk mempelajari bangsa-bangsa diluar Eropa, menjadi suatu ilmu yang praktis dengan tujuan: mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa diluar Eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat yang kini kompleks.
4. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)
Sekitar tahun 1930 (sesudah Perang Dunia II) hampir tidak ada lagi bangsa-bangsa asli terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika. Ilmu antropologi seolah menghilang, tetapi warisan dari fase sebelumnya dikembangkan. Setelah tahun 1951, 60 orang ahli antropologi dari Amerika dan Eropa mengadakan suatu simposium internasional untuk meninjau dan merumuskan pokok tujuan dan ruang lingkup ilmu antropologi yang baru. Tujuannya di fase ini dibagi menjadi dua:
Tujuan akademis, mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari keragaman bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya.
Tujuan praktis, mempelajari manusia dalam keragaman masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.
B. Antropologi Masa Kini
1. Perbedaan-perbedaan di Berbagai Pusat Ilmiah
Amerika Serikat, mengintegrasikan fase pertama, kedua, dan ketiga dan ditambah spesialisasi yang telah dikembangkan.
Inggris, berada di fase ketiga, tapi mulai berubah karena mulai hilangnya daerah jajahan.
Eropa Tengah, masih berada di fase kedua.
Eropa Utara, sebagian bersifat akademikal.
Uni Soviet, tidak banyak berkembang karena mengisolasi diri sekitar hingga tahun 1960.
Indonesia, belum terikat suatu tradisi sehingga masih bebas memilih dan mengombinasikan unsur-unsur dari berbagai aliran antropologi yang paling cocok atau diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan Indonesia.
2. Perbedaan-Perbedaan Istilah
Ethnography, berarti “pelukisan tentang bangsa-bangsa”. Istilah ini dipakai umum di Eropa Barat untuk menyebut bahan keterangan yang termaktub dalam karangan-karangan tentang masyarakat dan kebudayaan suku bangsa di luar Eropa. Masih lazim dipakai sampai sekarang.
Ethnology, berarti “ilmu bangsa-bangsa”, telah lama dipakai sejak permulaan terjadiny antropologi.
Volkerkunder, berarti “ilmu bangsa-bangsa”. Dipergunakan di Eropa Tengah sampai sekarang.
Kulturkunde, berarti “ilmu kebudayaan”.
Antropology, berarti “ilmu tentang manusia”, dan adalah suatu istilah yang sangat tua. Di fase ketiga, istilah ini mulai dipakai Inggris (sama dengan ethnology), Amerika (meliputi  bagian-bagian fisik maupun sosial), Eropa Barat dan Tengah (dipakai secara khusus tentang ilmu ras-ras manusia dipandang dari ciri-ciri fisiknya).
Cultural Antropology, tidak mempelajari manusia dari fisiknya, jadi sebagai lawan daripada physical anthropology.
Sosial Antropology, dipakai di fase ketiga di Inggris.
C. Ilmu-Ilmu Bagian dari Antropologi
1. Lima Ilmu Bagian dari Antropologi
Lima masalah penelitian khusus, yaitu:
Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara biologi;
Masalah sejarah terjadinya beragam manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya;
Masalah sejarah asal, perkembangan dan penyebaran beragam bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia;
Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan manusia diseluruh dunia;
Masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar diseluruh muka bumi.
Ilmu-ilmu bagian dari ilmu antropologi:
Paleo-anthropology Disebut antropologi fisik dalam arti luas Antropologi fisik
Etnolinguistik Prehistori       Disebut antropologi budaya
Etnologi Paleo-anthropology adalah ilmu bagian yang meneliti asal-usul atau terjadinya dan evolusi manusia dengan mempergunakan fosil-fosil manusia.
Antropologi fisik adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
Etnolinguistik adalah suatu ilmu bagian yang asal-mulanya berkaitan erat dengan ilmu antropologi.
Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal huruf.
Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mengapai pengertian mengenai asas-asas manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia pada masa sekarang.
2. Spesialisasi Antropologi
Economic Anthropology adalah spesialisasi antropologi yang pertama (Raymon W. Firth; 1930).
Development Anthropology yang menggunakan metode, konsep, teori antropologi untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan masyarakat.
Education Anthropology, erat hubungannya dengan pembangunan desa, para ahli juga meneliti masalah pendidikan.
Medical Anthropology, para ahli sering diminta oleh para dokter untuk membantu mereka dalam hal meneliti mengenai masalah konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan.
Population Anthropology, para ahli, dokter, dan ahli demografi dikerahkan untuk meneliti dan memecahkan masalah keluarga berencana.
Political Antropology, para ahli politik tidak dapat mempelajari dan menyelami kejadian-kejadian dan gejala politik, persaingan dan kerja sama antara partai politik tanpa mempelajari kebudayaannya.
Antropology in mental health, diantara penyakit jiwa yang diobati psikiater, ada yang disebabkan karena jiwa dan emosi yang tertekan, dan aspek-aspek sosial-budaya.
D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi
1. Persamaan dan Perbedaan antara Kedua Ilmu
Ilmu antropologi-sosial berusaha mencari unsur-unsur yang sama dengan sosiologi, diantaranya beragam masyarakat dan kebudayaan manusia. Tujuannya adalah untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya.
Perbedaannya jika ditinjau:
kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal mula dan sejarah perkembangan yang berbeda;
perbedaan pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu;
metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing
2. Sejarah Perkembangan Sosiologi
Awalnya hanya bagian dari ilmu filsafat. Sejak abad ke-19, teori-teori dan konsep-konsep filsafat sosial itu telah berubah, sejajar dengan berbagai perubahan aliran filsafat dan latar belakang cara berfikir orang Eropa Barat.
Fase kedua, tepatnya setelah timbul krisis-krisis besar dalam kehidupan masyarakat bangsa Eropa, H. De Saint-Simon (1760-1852) dan Auguste Comte (1789-1857) menyatakan teori mereka bahwa ilmu sosiologi itu tersendiri.
Perjuangan mengenai dasar-dasar, tujuan, dan metode-metode dari ilmu sosiologi, diantara berbagai sarjana menimbulkan banyak aliran yang saling bertentangan dan cepat berubah, seperti dalam ilmu antropologi dan baru menunjukan kemantapan dalam abad ke-20 kira-kira setelah 1925.
3. Pokok Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi
Ilmu antropologi-sosial terutama mencari objek-objek penelitiannya di dalam masyarakat perdesaan, dan sosiologi di dalam masyarakat perkotaan, lalu mulai mencari objek-objek dalam masyarakat-masyarakat yang kompleks atau masyarakat perkotaan.
Sebaliknya dalam sosiologi, terutama di Amerika sejak lama berkembang suatu kejuruan, yaitu sosiologi pedesaan (rural sociology).
Kesimpulannya ialah perbedaan antara antropologi dan sosiologi tidak dapat ditentukan lagi oleh perbedaan antara masyarakat suku bangsak di luar lingkungan Eropa-Amerika dengan bangsa Eropa-Amerika. Jika perbedaan itu juga tidak dapat ditentukan oleh perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan perkotaan, maka perbedaan nyata harus dicari,  yaitu kedua ilmu itu memakai metode ilmiah yang berbeda.
4. Metode Ilmiah dari Antropologi Sosial dan Sosiologi
ANTROPOLOGI SOSIAL
Para ahli antropologi mengembangkan berbagai metode penelitian yang bersifat intensif dan mendalam (misalnya dengan metode wawancara), kualitatif; serta metode pengolahan yang bersifat membandingan, komparatif.
SOSIOLOGI
Para ahli sosiologi biasanya meneliti masyarakat kompleks. Lebih banyak mempergunakan berbagai metode penelitian yang bersifat meluas (seperti metode angket), kuantitatif, seperti metode statistik.
D. Hubungan antara Antropologi  DAN Ilmu-Ilmu Lain
Hubungan dengan ilmu geologi
Bantuan ilmu geologi yang mempelajari ciri lapisan bumi serta perubahannya dibutuhkan oleh subilmu paleo-antropologi dan prehistori.
 Hubungan dengan ilmu paleontologi
Ilmu paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil dari zaman dulu untuk membuat suatu rekonstruksi tentang proses evolusi, sangat diperlukan ilmu paleo-antropologi dan prehistori.
 Hubungan dengan ilmu anatomi
Antropologi fisik maupun paleo-antropologi sangat perlu ilmu anatomi karena meneliti ciri-ciri fisik dari ras-ras di dunia.
 Hubungan dengan ilmu kesehatan masyarakat
Ilmu antropologi memberi data kepada para dokter tentang keragaman budaya, metode-metode dan cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat istiadat lainnya.
Hubungan dengan ilmu psikiatri
Merupakan suatu pengluasan dari ilmu antropologi dan ilmu psikologi, yang kemudian mendapat fungsi praktis.
 Hubungan dengan ilmu linguinstik
Ilmu linguinstik berkembang menjadi ilmu yang berusaha mengembangkan konsep dan metode untuk mengupas segala macam bentuk bahasa apapun juga. Dapat dicapai suatu pengertian tentang ciri dasar dari tiap bahasa di dunia secara cepat dan mudah.
 Hubungan dengan ilmu arkeologi
Ilmu arkeologi yang meneliti sejarah kebudayaan purbakala bekerja sama dengan ilmu antropologi yang memberi keterangan tentang bagaimana kebudayaan suatu bangsa yang tidak dapat diberikan oleh ilmu arkeologi.
Hubungan dengan ilmu sejarah
Menyerupai hubungan arkeologi dengan antropologi. Antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dan bangsa di dunia. Para ahli antropologi harus memiliki pengetahuan sejarah.
Hubungan dengan ilmu geografi
Ilmu geografi mempelajari tentang alam, bumi, dan makhluknya, sehingga tidak dapat mengabaikan ilmu antropologi. Dan ilmu antropologi juga memerlukan ilmu geografi karena banyak masalah kebudayaan yang menyangkut keadaan lingkungan alamnya.
Hubungan dengan ilmu ekonomi
Ahli ekonomi tidak dapat mempergunakan dengan sempurna konsep dan teorinya tentang kekuatan, proses dan hukum ekonomi tanpa suatu pengetahuan tentang kemasyarakatan, cara berpikir, pandangan dan sikap hidup masyarakat.
Hubungan dengan ilmu hukum adat
Sejak permulaan ilmu hukum adat di Indonesia, para ahli telah menyadari akan pentingnya antropologi sebagai ilmu bantu dalam penelitiannya. Antropologi juga memerlukan ilmu hukum adat untuk dapat membaca dan memahami buku tentang adat-istiadat dan sebagainya, sehingga harus mempunyai pengetahuan tentang konsep dan istilah hukum juga. Akhir-akhir ini para ahli hukum adat dan antropolgi menyebut ilmu itu dengan “ilmu antropologi hukum”.
Hubungan dengan ilmu administrasi
Di Indonesia ilmu administrasi tentu akan menghadapi masalah-masalah seperti ilmu ekonomi. Lagi pula, bahan keterangan mengenai masalah yang berhubungan dengan agraria yang kompleks dan sangat penting dalam ilmu administrasi dan hanya bisa didapatkan berdasarkan metode antropologi.
Hubungan dengan ilmu politik
Sejak tahun 1960 telah meluas perhatian ilmu politik ke masalah yang menyangkut latar belakang sosial budaya dari kekuatan politik tersebut. Hal itu penting bila ahli politik harus meneliti dan menganalisis kekuatan politik di negara berkembang.
F. METODE ILMIAH DARI ANTROPOLOGI
1. Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan.
Kesatuan pengetahuan dapat dicapai melalui tiga tingkat:
1) pengumpulan data;
2) penentuan ciri-ciri umum dan sistem; dan
3) verifikasi.
Pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Dalam kenyataan, aktivitas pengumpulan data terdiri dari berbagai metode mengobservasi, mencatat, mengolah, dan mendeskripsikan fakta-fakta yang terjadi dalam masyarakat.
Pada umumnya, metode-metode pengumpulan fakta dapat digolongkan menjadi tiga:
1) Penelitian di lapangan (field work), peniliti harus menunggu terjadinya gejala yang menjadi objek observasinya.
2) Penelitian di laboratorium, gejala akan menjadi objek observasi dapat dibuat dan sengaja diadakan oleh peneliti.
3) Penelitian dalam perpustakaan, gejala akan menjadi objek penelitian harus dicari dari beratus-ratus ribu buku yang beraneka ragam.
2. Penentuan Ciri-Ciri Umum dan Sistem
Adalah tingkat ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian. Proses berpikir di sini berjalan secara induktif; dari pengetahuan tentang peristiwa-fakta khusus dan konkret, ke arah konsep-konsep mengenai ciri-ciri umum yang lebih abstrak.
Ilmu antropologi yang bekerja dengan bahan berupa fakta berasal dari sebanyak mungkin macam masyarakat dan kebudayaan di seluruh dunia, untuk mencari ciri-ciri umum diantara beragam fakta masyarakat tersebut digunakan berbagai metode perbandingan (komperatif).
3.Verifikasi
Metode untuk verifikasi atau pengujian terdiri dari cara menguji rumusan kaidah-kaidah atau memperkuat pengertian yang telah dicapai, dilakukan dalam kenyataan-kenyataan alam atau masyarakat yang masih hidup.
Disini proses berfikir secara deduktif.  Dengan menggunakan metode kualitatif, ilmu antropologi mencoba memperkuat perngertian itu dalam kenyataan, yaitu pada beberapa bagian masyarakat yang khusus dan mendalam.
G. Tenaga sarjana, lembaga, majalah dan prasarana ilmu antropologi
1. Kehidupan  Ilmiah
Diperlukan kegiatan-kegiatan penelitian yang dibiayai oleh badan/lembaga untuk memecahkan masalah ilmiah. Badan tersebut biasanya berupa perguruan tinggi.
Lembaga-lembaga ilmiah biasanya memberikan sokongan, bahwa membiayai terbitnya suatu majalah ilmiah.
2. Para Tokoh Sarjana Antropologi
FASE PERTAMA
- Golongan musafir: A. Bastian
- Golongan penyiar agama: J.F. Lafitau
- Golongan ahli eksplorasi: N.N. Miklukho-Maklai
- Golongan pegawai pemerintahan: Thomas Stamford
FASE KEDUA (eropa barat)
- Lewis Henry Morgan: Ancient Society (1877)
- P.W. Schmidt (aliran Kultur Historsch)
FASE KETIGA (neg. jajahan)
- B. Malinowski
- M. Fortes                                                   - A.R. Radcliffe-Brown
FASE KEEMPAT
- Franz Boas (1858-1942)                          - A.L. Kroeber
- A.L. Kroeber                                             - Ruth Benedict
- Margaret Mead                                          - R. Linton
- R. Firth (Inggris)
- M.N. Srivinas (India)
- Saran Chandra Dube (India)
- F.L. Hsu (Cina, tapi menjadi warga neg. Amerika)
- Chie Nakane (Jepang)
- K.A. Busia (Afrika:Ghana)
3. Lembaga-Lembaga dan Majalah-Majalah Antropologi
Salah satu majalah wajib Antropologi adalah Current Anthropology, diterbitkan oleh Univ. of Chicago Press.
Amerika adalah negara yang mempunyai lembaga, organisasi, dan perkumpulan antropologi terbanyak.
1. American Anthropology Association
2. American Association of Physical Anthropology
3. Institute of Human Relations (Univ. Yale, di New Halen)
Inggris
1. Royal Anthropology Institute of Great Britain and Ireland
2. International Africa Institute (Univ. Oxford)
Majalah-majalah yang diterbitkan oleh Australia dan New Zealand:
1. Ocenia, dari lembaga Australian National Research Council, Sydney.
2. Journal of the Polynesian Society, dari lembaga Polynesian Society, Wellington
4. Kamus dan Atlas Antropologi
Dictionary of Antropology (1958), C. Winick
Dictionary of Antropology, W.H. Lindig
Multilingual Glosary of Anthropology Terms.




BAB II Makhluk manusia
A. Makhluk Manusia di antara Makhluk-makhluk Lain
            Di pandang dari sudut biologi, manusia hanya merupakan  satu jenis makhluk di antara lebih dari sejuta jenis makhluk lain, yang pernah atau masih menduduki alam dunia ini. Pada pertengahan abad ke-19 para ahli biologi, di antaranya yang terkenal adalah Charles Darwin, mengumumkan teori mereka tentang proses evolusi biologi. Menurut teori itu , bentuk hidup tertua di muka bumi ini, terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana seperti Protozoa. Dalam jangka waktu beratus-ratus juta tahun lamanya timbul dan berkembang bentuk-bentuk hidup berupa makhluk-makhluk dengan organism  yang makin lama makin kompleks, dan dalam waktu terakhir ini telah berkembang ataau berevolusi makhluk-makhluk seperti kera dan manusia.
Sama halnya dengan beribu-ribu macam makhluk lain, manusia juga menyusui keturunannya; kedalam satu golongan, yaitu kelas binatang menyusui, atau mamalia. Dalam kelas mamalia ini terdapat satu subgolongan atau suku, yaitu sukuprimate. Dalam suku ini, semua jenis kera, mulai dari yang kecil sebesar tupai seperti tarsi, sampai pada kera-kera besar seperti gorilla, di kelaskan menjadi satu dengan manusia.
B. Evolusi Ciri-ciri Biologis
1. Sumber Ciri-ciri Organisme Fisik
Di manakah letak sumber dari ciri-ciri biologi yang menyebabkan berbagai cirri organism lahir, menurut para ahli biologi cirri-ciri biologi itu termaktub di dalamgen, atau dalam bahasa inggris disebut gene. Organisme dari semua makhluk di dunia, tidak hanya makhluk satu sel tetapi juga kera dan manusia yang jumlah selnya sampai sepuluh triliun (10.000.000.000.000) banyaknya. Setiap inti selterdiri dari  46 bagian berupa ulat-ulat  kecil yang terdiri dari serat-serat berspiral. Ulat-ulat kecil itu di sebut oleh para ahli biologi kromosom; pada kromosom-kromosom inilah terletak beribu-ribu pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur biokimia yang khas, yang menjadi sebab dari segala cirri organisme makhluk  yang bersangkutan.
Pada waktu konsepsi, apabila sel sperma berpadu dengan sel telur, maka akan terjadi suatu sel buah atau zygote. Seluruh organisme baru akan timbul  dari zygote tadi, dengan suatu proses yang di sebut mitosis.
Anggapan bahwa cirri-ciri tubuh tidak di turunkan melalui darah,tetapi melalui saluran lain. Seorang pendeta bangsa Austria bernama Gregor Mendel, ia mengobservasi proses menurunkan cirri-ciri organisme dalam kenyataan alam.
2. perubahan dalam proses keturunan
            Mutasi adalah suatu  proses yang berasal dari dalam organisme.suatu ketika gen telah lama di turunkan dari generasi ke generasi beribu-ribu tahun lamanya saat terbentuk pada zygote yang baru, dapat berubah sedikit sifatnya. Akibatnya individu baru yang tumbuh dari zygote tadi akan mendapat  suatu cirri tubuh yang baru  yang tidak ada pada nenek moyangnya. Sebab-sebab sebenarnya dari kekuatan evolusi ini rupa-rupanya belum di ketahui oleh para ahli biologi.
            Seleksi dan adaptasi adalah suatu proses evolusi yang berasal dari alam sekitar.  Menurut para ahli sekarang, banyak cirri baru yang terjadi karena mutasi pada kelompok-kelompok manusia, sering terbukti lebih cocok dengan alam sekitar yang juga selalu berubah-ubah itu. Individu-individu dengan cirri-ciri lama lambat laun selalu akan berkurang  jumlah kelahirannya, dan akhirnya tidak akan di lahirkan lagi. Dapat kita simpulkan bahwa suatu ras baru denga cirri-ciri baru telah “bercabang” dari suatu ras yang lama.
C. Evolusi Primata dan Manusia
1. Proses Percabangan Makhluk Primata
Manusia merupakan suatu makhluk cabang dari semacam makhluk primate yang telah melalui proses evolusi.
Meurut penelitian paling akhir makhluk pertama dari suku primate muncul di muka bumi sebagai suatu cabang dari makhluk mamalia sudah kira-kira 70 juta tahun yang lalu, di dalam suatu zaman yang oleh para ahli geologi di sebut Kala Paleosen Tula. Cabang yang timbul kemudian, pada permulaan kala meosen kira-kira 20 juta tahun yang lalu, adalah kera pongopygmeus atau orang utan. Daerah asal orang utan adalah konon Afrika timur yang ketika itu masih menjadi satu dengan daerah Arab, hingga terletak lebih dekat pada Asia Selatan daripada sekarang. Orang utan memang merupakan makhluk kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar dan tinggi, dan hidup dari buah-buahan besar, bebas dari gangguan makhluk hutan rimba lainnya. Orangutan membiak dan menyebar melalui pucuk-pucuk pohon besar di daerah hutan rimba di Asia Barat Daya,Asia Selatan, hingga Asia Tenggara dalam jangka waktu 1-2 juta tahun lamanya.
Cabang ketiga adalah sejenis makhluk yang menurut perkiraan para ahli menjadi nenek moyang manusia. Percabangan ini terjadi kira-kira 10 juta tahun yang lalu pada bagian terakhir dari Kala Miosen. Fosil-fosil makhluk ini menunjukkan sifat yang lain daripada yang lain, yaitu ukuran badan raksasa yang jauh lebih besar daripada kera gorilla yang hidup sekarang. Para ahli memperkirakan bahwa kera-manusia raksasa ini juga hidup dalam kelompok-kelompok seperti halnya jenis-jenis kera besar lainnya, dan dengan demikian dapat tahan hidup, berkembang biak, dan seperti orangutan, juga menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Tenggara. Namun, karena perubahan alam yang terjadi dal;am bagian akhir Kala Miosen, maka seperti halnya dengan orangutan, kera-manusia raksasa ini juga menghilan dari Afrika dan Asia Selatan dan hanya bertahan di Asia Tenggara, hingga akhirnya kandas juga disana karena sebab-sebab yang belum dapat diketahui.
Cabang keempat adalah cabang-cabang kera pongid yang lain,yaitu gorilla dan simpanse, terjadi kira-kira 12 juta tahun yang lalu pada akhir Kala Miosen.kedua makhluk kera dari Afrika ini dapat menyesuaikan diri dengan berevolusi mengembangkan organism yang dapat hidup di pohon maupun di darat. Percabangan khusus atau spesialisasi biologi antar gorilla dan simpanse terjadi karena perkembangan dari dua lingkungan ekologi yang khusus di Afrika Tengah sebelah timur dari Sungai Niger.
Proses percabangan berikut, yang rupa-rupanya terjadi di Afrika Timur, timbul dari evolusi makhluk gigantantrhopus sebelum kera-kera manusia raksasa itu menghilang dari Benua Afrika. Cabang inilah menurut para ahli akan berevolusi menjadi makhluk manusia. Makhluk yang akan menurunkan manusia ini berhasil menyesuaikan diri dengan proses menghilangnya hutan rimba di Afrika Timur proses timbulnya sabana-sabana terbuka dengan hutan-hutan terbatas dan gerombolan-gerombolan berukal tersebar disana-sini.
2. Makhluk Primate Pendahulu Manusia
Makhluk primate yang di anggap menurunkan jenis-jenis kera besar seperti orangutan, gorilla, dan simpanse, maupun manusia adalah seekor makhluk yang fosilnya berupa rahang bawah ditemukan di Saint-Gaudens,Prancis Selatan, pada pertengahan abad yang lalu. Makhluk yang oleh para ahli di beri namadryopithecus itu hidup dalam akhir Kala Oligosen dan permulaan Kala Miosen, kira-kira 21 juta tahun yang lalu, di hutan-hutan di daerah yang kini menjadi Eropa Selatan dan Afrika Utara.
Makhluk induk kedua adalah gigantantrhopus yang telah di jelaskan sebelumnya, hidup pada akhir Kala Miosen lebih-kurang 10 juta tahun yang lalu. Pengetahuan para ahli mengenai wujud, sifat-sifat, dan penyebaran makhluk kera-raksasa ini masih terlampau sedikit karena terbatasnya jumlah fosil yang di temukan untuk menelitinya.
Banyak ahli antropologi terkemuka pernah meneliti dan menganalisis fosil-fosil australophytecus, sedangkan fosil dari oldovai di analisis oleh L.S.B.Leaky dengan menggunakan metode baru untuk menganalisis umur dari lapisan bumi, yaiu metode potassium argon. Hasil analisis itu mendapat kesimpulan bahwa makhluk yang di berinya nama khusus yakni zinjanthropus itu hidup di daerah-daerah Sabana di Afrika Timur lebih-kurang 2 juta tahun lalu, dan makhluk tersebut merupakan makhluk induk manusia jenis Australopithecus yang paling dekat. Pada masa 2  juta tahun lalu, bumi mengalami suatu masalah dalam sejarah perkembangan kulit bumi yang  berbeda dengan sekarang, yaitru suatu kala es di daerah-daerah utara dan selatan, dan suatu kala kering di daerah tropis.
Kala es atau kala glacial adalah zaman ketika seluruh eropa utara sampai kira-kira garis pegunungan Alpen di Swiss; sebagian dari Asia Utara; seluruh Kanada dan Amerika Utara (sampai kira-kira garis daerah danau-danau di Michigan); dan ujung selatan Amerika Selatan, tertutup lapisan es yang tebal(gletcher). Daerah-daerah tersebut di atas pada Kala Glasial mempunyai iklim yang hamper sama dengan iklim daerah Kutub pada masa sekarang.
Pada akhir berlansungnya tiap Kala Glasial, maka bumi mempunyai wujud yang berbeda mengenai garis antara darat dan laut. Hal ini di sebabkan karena pada masa itu muka air laut lebih rendah sehingga banyak daratan yang sekarang tergenag air berada di atas muka laut. Indonesia waktu itu bukan merupakan kepulauan, melainkan suatu daeraah daratan yang menjadi satu dengan Asia.
Selama tiap Kala Glasial, daerah tropis bersifat lebih kering daripada waktu Kala Interglasial, sehingga hutan-hutan rimba tropis berkurang padatnya dan berubah menjadi daerah padang rumput dengan gerombolan-gerombolan hutan yang tersebar
3. Bentuk-Bentuk Manusia Tertua            Sebelum pecah perang Dunia II telah di temukan lebih dari 20 fosil, dan di antaranya ada suatu rangkaian penemuan yang juga menjadi terkenal sekali, yaitu rangkaian penemuan antara 1931 dan 1934, berupa 14 fosilpithecanthropuserectus yang terdiri dari 12 tengkorak dan dua tibia, di dekat desa Ngandong, juga di lembah Bengawan Solo, di sebelah utara Trinil, oleh seprang ahli geologi Jerman bernama G.H.R.Von Konigswald. Ahli paleoantropologi Indonesia, Teuku Jacob, yang meneliti ke-14  Fosil itu secara mendalam sekali,menyebutnya pithecanthropus soloensis.
            Dua buah penemuan lain dalam tahun 1936 di desa Perning dekat Majakerta dan di desa Sangiran di dekat Surakarta, mempunyai arti yang sangat khusus karena kedua fosil tadi terletak sebagai deposit sekunder dalam lapisan pleistosen tetapi di bagian yang sangat tua (lower Pleistocene), dan di perkirakan berumur kira-kira 2 juta tahun. Fosil-fasil itu sekarang di sebut pithecanthropus majakertensis.
            Sebelum perang Dunia II pecah, di Sangiran masih di temukan lima buah fosil lagi, sedangkan 13 fosil pithecanthropus lainnya di temukan sesudah Indonesia merdeka. Adapun fosil pithecanthropus yang terakhir di temukan dalam tahun 1973 adalah fosil dari desa Sambungmacan di dekat Sragen. Dengan demikian, jumlah fosil pithecanthropus yang di miliki oleh dunia ilmiah seluruhnya berjumlah 41 buah.
            Makhluk pithecanthropus, termasuk meganthropus palaeojavanicusmrmang oleh para ahli paleoantropologi sekarang di anggap sebagai makhluk pendahulu manusia di kawasan luas Asia, khususnya Asia Tenggara, dalam suatu jangka waktu yang sangat panjang, yaitu dari 2 juta hingga 200.000 tahun yang lalu. Ia hidup dalam kelompok-kelompok berbulu kecil yang terdiri dari 10 hingga 12 individu. Jangka waktu hidupnya rupa-rupanya masih singkat,yaitu rata-rata 20 tahun, sehingga makhluk pithecanthropus yang berumur 10 tahun telah merupakan makhluk dewasa.
            Sementara itu makhluk pithecanthropus berevolusi terus. Isi otaknya menjadi lebih besar, dan  suatu hal yang istimewa adalh bahwa beberapa bagian organnya,seperti tenggorokan, rongga mulut, lidah dan bibir berevolusi sedemikian rupa sehingga ia dapat membuat fariasi suara yang makin lama makin banyak dan kompleks. Pada akhirnya ia bias berbahasa. Rupa-rupanya evolusi organ yang memungkinkan berkembangnya bahasa itu di dorong oleh kebutuhan untuk mempunyai suatu sistim komunikasi yang kompleks. Sistim komunikasi yang kompleks itu berkembang karena tergolong oleh kebutuhan untuk melaksanakan suatu sistim pembagian kerja yang kompleks pula.
Bahasa juga menyebabkan otak lebih berkembang,  begitu juga sebaliknya. Karena itu Teuku Jakob menganggap bahwa kedua unsure dalam kehidupan manusia, yaitu akal dan bahsa, merupakan landasan yang memungkinkan kebudayaan berevolusi.
Makhluk yang mempunyai kebudayaan itulah yang baru dapat di sebut makhluk manusia secara penuh. Makhluk pithecanthropus berevolusi menjadi makhluk semacam itu dalm jangka waktu yang sangat lambat, yaitu lebih dari 1.500.000 tahun lamanya.
4. Bentuk Manusia dari Kala Pleistosen Muda
Di luar Eropa, makhluk jenis homo neandertal meninggalkan sisa-sisanya di palestina, tempat telah di temukan beberapa  fosil semacam neandertal  yang di sebut homo palestinensis, dalam suatu gua bernama  Gua Tabun di dekat Mount Carmel.
Fosil-fosil homo neandertal di Eropa sering di temukan bersamaan dengan bekas-bekas api yang menunjukkan bahwa mereka hidup dalm suatu lingkungan iklim yang dingin Kala Glasial terakhir.
Sebelum perang Dunia II fosil-fosil yang di temukan di Ngandong malahan juga di anggap sejenis dengan homo neandertal, dank arena itu di sebut homo soloensis,dan terkenal dengan nama itu.
5. Manusia Sekarang atau Homo Sapiens
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri ras Astraloid adalah makhluk yang fosilnaya di temukan di dekat desa Wajak di lembah Sungai Brantas, dekat Tulung Agung, jawa timur bagian selatan, dalam lapisan bumi Pleistosen Muda. Fosil tersebut, yang di sebut homo Wajakensis, di perkirakan hidup kira-kira 40.000 tahun yang lalu. Manusia Wajak itu rupa-rupanya terbesar di daerah daratan sunda, ketika daerah itu belum seluruhnya terbenam air.
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri Ras Mongoloid adalh makhluk yang fosilnya di temukan dekat Chou Koutien, tempat di temukan fosil pithecanthropus pekinensis terurai sebelumnya.
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri Ras Kaukasoid adalah makhlik yang fosilnya di temukan dekat desa Les Eyzies di Prancis.
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri ras Negroid adalah makhluk yang fosilnya di temukan di tengah-tengah Gurun Sahara, di dikat Asselar, kira-kira 400 km sebelah timur laut Timbuktu.
Semua fosil yang di temukan di Benua Amerika adalah fosil homo sapiens dari Ras khusus Mongoloid Amerika. Fosil yang paling terkenal di antaranya adalah fosil dari Tapexpan dan fosil wanita yang di gali di Minnesota, yang umurnya tidak lebih dari 20.000 tahun.
D. Aneka Ragam Manusia
1. Salah Paham Mengenai Konsep Ras
Makhluk manusia yang hidup dalam berbagai macam lingkungan Alam di seluruh muka bumi menunjukkan beragam cirri-ciri fisik yang tampak nyata. Cirri-ciri lahir seperti warna kulit, pengertian “Ras” atau golongan manusia yang berdasarkan berbagai cirri fisik secara umum.
Dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai beragam cirri fisik manusia itu telah menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah paham besar yang hidup dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah paham itu mengacaukan cirri-ciri Ras (yang sebenarnya harus di khususkan pada cirri-ciri jasmani semata-mata), dengan cirri-ciri rohani; dan lebih dari itu, salah paham tadi member penilaian tinggi rendah kepada Ras-Ras berdasarkan tinggi-rendah rohani dari Ras-ras itu.
2 .Metode-metode Untuk Mengkelaskan Aneka Ras Manusia
Cirri-ciri genotype dapat di ketahui pada gen yang tidak mudah di ubah oleh penngaruh proses mutasi,seleksi,dan sebagainya. Gen ini misalnya gen untuk golongan daraah A-B-C; gen untuk tipe darah MN, gen untuk kemampuan mencium bau zat phenylthio-carbomide dan sebagainya. Dengan demikan kita lihat sekarang berkembangnya metode-metode untuk mengklasifikasikan RAs-ras berdasarkan frekuensi golongan darah. Tentu di dalam suatu daerah terdapat individu-individu dari semua golongan darah, bahkan dalam satu keluarga intipun ayah mungkin mempunyai darah A, ibu darah O, anak-anak mungkin ada yang mempunyai darah AB, ada yang O dan sebagainya, tetapi suatu frekuensi tertentu dari satu macam golongan darah akan tampak juga dalam daeraah-daerah tertentu di muka bumi ini. Demikian misalnya, sungguhpun pada orang Sunda terdapat individu-individu dari semua golongan darah, namun konon ada suatu persentase tinggi (yaiotu kurang-lebih 51%) penduduk Jawa Barat yang berdarah O, demikian pula walaupun di antara Penduduk Tokyo umpamanya terdap[at individu-individu dari semua golongan darah, tetapi di antar kira-kira 30.000 individu yang pernah di teliti, terdapat suatu frekuensi tinggi dari darah A dan B. dengan demikian, apabila daaeraah-daerah dengan presentase-presentase golongan darah yang sama itu di hubungkan dengan garis-garis di atas peta (isogenes), maka kita mungkin dapat membuat suatu gambaran dari bangsa-bangsa yang dulu berasal dari satu nenek moyang.
3. Salah Satu Klasifikasi dari Beragam Ras Manusia
Berikut ini suatu klasifikasi yang beeasal dari A.L.Kroeber, tampak secara jelas garis besar penggolongan ras-ras yang terpenting di dunia dan hubungannya satu sama lain.
1.      AUSTRALOID
Penduduk asli Australia
2.      MONGOLOID
a.       Asiatic Mongoloid (Asia Utara,Asia Tengah, dan Asia Timur)
b.      Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan)
c.       American Mongoloid (penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dan orang Eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan)
3.      CAUCASOID
a.       Nordic (Eropa Utaara sekitar laut Baltik)
b.      Alpine (Eropa Tengah dan Timur)
c.       Mediterranea (penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran)
d.      Indic (Pakistan, India,Bangladesh, dan Sri Lanka)
4.      NEGROID
a.       African Negroid (Benua Afrika)
b.      Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu dan Filipina)
c.       Melansia (Papua atau Irian dan Melanesia)
5.      RAS-RAS KHUSUS
Tidak dapat di klasifikasikan ke dalam keempat ras pokok
a.       Bushman (di daerah Gurun Kalahari di Afrika Selatan)
b.      Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
c.       Polynesian (di kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
d.      Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara)
E. Organ Manusia
1. Perbedaan Organ Manusia dan Organ Binatang
Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok, dan mempunyai organ yang secara biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang berkelompok lain. Walaupun demikian, otak manusia telah berevolusi palin jauh jika di bandingkan dengan makhluk lain. Otak manusia yang telah di kembangkan oleh bahasa, tetapi yang juga mengembangkan bahasa mengandung kemampuan akal, yaitu kemampuan untuki membentuk gagasan-gagasan dan konsep-konsep yang makin lama makin tajam.
Dengan demikian bahasa manusia itu mengabstraksikan dan menyimpan tiappengetahuan baru kedalam lambing vocal atau kata-kata baru, yang makin lama makin banyak jumlahnya.
Dengan bahasa, maka pengetahuan manusia selama berpuluh-puluhan ribu generasi sejak jaman makhluk induk austrapithecus berkeliaran di daerah-daerah sabana afrika selatan hingga sekarang itu, telah berakumulasi yaitu telah bertimbun membanyak menjadi himpunan pengetahuan akal manusia yang merupakan dasar dari yang disebut kebudayaan manusia.
Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan-gagasan dari konsep-konsep dalam akalnya menyebabkan manusia dapat membayangkan dirinya sendiri sebagai suatu identitas tersendiri, lepas dari lingkungan alam sekelilingnya.
Akhirnya, kehidupan organism manusia juga berbeda dengan kehidupan organisme binatang dengan adanya pula penyambung hasrat alamiahnya untuk keindahan.
Kebudayaan manusia tidak terkandung dalam kapasitas organnya. Artinya tidak di tentukan dalam sisti gennya, berbeda dengan kemampuan organ binatang.



No comments:

Post a Comment